Ziaul Maula

Normalnya deru angin datang sebelum hujan dibarengi gemuruh menandakan gelapnya awan. * * * Disini tergeletak koran terbuka halaman syair, kubaca dalam baringan, mina sudah banyak korban. Berita memang begitu, Heboh tak menentu, Tidak pernah membiarkan perasaan belasungkawa begitu saja. Suka sekali mengorek lara. * * * Tapi, Lara kah itu? Itu musibah, sudah kehendakNya. Benarlah begitu adanya. Aku takut, ibadah yang selama ini jadi impian nan indah itu berubah kesan dalam benak umat. Berita, hiburlah sedikit, ajaklah perbanyak doa. * * * Mereka syahid kembali kepadaNya. Wafat dalam ibadah. Semoga surga Allah beri. Insya Allah.

Diiringi suara TV  yang sengaja kusetel kecil dan kubiarkan tetap hidup agar tidak terlalu sepi. Sayup sayup suara AC kamar hotel terdengar dengan hembusan pelan namun tetap dingin. Jam rupanya sudah pukul 00:57 dan sudah tanggal 11 Sepetember. Aku teringat kalau aku punya blog, tapi domainnya sudah lama tidak aktif, kalau kata orang sudah penuh laba-laba karena jarang dikunjungi. Tidak apa-apa, memang butuh waktu untuk menelurkan tulisan. Pikiran terlampau kritis ini juga menghambat sisi kreatif dalam menulis terkadang, sedikit kata yang keluar, namun kritik pikiran terlalu banyak. Bingung sebenarnya, mau membawa blog ini ke arah mana, apakah berisi artikel yang merupakan pemikiran-pemikiranku, atau sebagai catatan pribadi keseharian. Tapi ya namanya blog, ya gapapa sih kalau digabung keduanya. Kalau ada saran tolong dikomentari saja ya :D Malam ini aku bertemu banyak teman-teman lama dari Teknik Industri '10 yang merupakan bekas kampusku dulu. Cuma 1 semester aku mencicipi ba...