Gak Semua Orang Harus Jadi Target Marketmu, Bro!

 “Semakin banyak Anda mencoba menjangkau semua orang, semakin sedikit orang yang benar-benar mendengarkan Anda.”
— Seth Godin



Gini deh...

Pernah gak sih ketemu pebisnis yang bilang:
“Target market saya semua kalangan, Bang!”

Waduh...
Itu otak perlu install ulang kayaknya.🚨

Kalau kamu ngomong targetnya semua kalangan, itu artinya… kamu belum ngerti siapa yang sebenarnya butuh produkmu.
Dan yang lebih bahaya, kamu juga belum tahu siapa yang bakal beli.


---

Target Market Itu Kompas, Bukan Cuma Sekedar Formalitas


Bisnis itu kayak jalan di hutan.
Kalau kamu gak punya kompas, kamu bisa muter-muter, capek sendiri, dan ujungnya nyasar.

Nah, target market itu si kompasnya.

Kalau kamu bilang target marketmu “semua orang” atau “siapa aja yang mau beli”, itu sama aja kamu naik kapal tapi gak tahu mau ke mana.
Akhirnya? Ya karam juga Bang.


---

Realitanya, Pebisnis Punya Banyak Keterbatasan

❌ Modal terbatas
❌ SDM terbatas
❌ Mesin terbatas
❌ Waktu terbatas (dan ini yang paling mahal!)

Kita gak bisa ngelawan semua pasar sekaligus.

Kita bukan Unilever.
Bahkan mereka aja fokus, tiap brand punya segmen sendiri.

Kalau kamu maksa jual ke semua orang, kamu bakal bikin produk nanggung, branding gak jelas, dan marketing yang boncos.


---

Konsentrasikan Tenaga, Jangan Nyebar Sembarangan


Seth Godin udah ngasih clue:
"Yang penting bukan seberapa luas kamu menyebar, tapi seberapa tepat kamu menembak."

πŸ“Œ Ini juga diamini sama Al Ries dan Jack Trout, penulis buku legendaris "Positioning: The Battle for Your Mind".
Mereka bilang:

 "The essence of marketing is narrowing the focus."
(Esensi dari marketing adalah mempersempit fokus.)



Bukannya makin luas makin bagus, justru makin sempit makin kuat.

✅ Lebih hemat biaya promosi
✅ Lebih nyambung sama audience
✅ Lebih cepat bangun kepercayaan

Dan Kennedy, pakar direct response marketing, juga bilang:

"There’s no such thing as a good product for everyone. The riches are in the niches."

Tidak ada produk yang bagus untuk semua orang. Kekayaan itu adanya di ceruk pasar (niche).





---

Studi Kasus UMKM: Terjebak Perang Harga


Kita lihat banyak UMKM yang jualan udah banting harga abis-abisan.
Pikirnya, “Pokoknya yang paling murah, pasti laku.”

Akhirnya semua jualan jadi sama:
πŸ’₯ Harga miring
πŸ’₯ Untung tipis
πŸ’₯ Lelah tanpa arah

Padahal... kompetisi itu bukan cuma soal harga.

Kamu tau kenapa kamu merasa harus jadi yang paling murah?
Karena kamu gak tau siapa target marketmu.
Kamu jual ke semua orang, jadinya gak ada yang ngerasa itu buat dia.


---

Harga Itu Soal Persepsi


Contoh:
Ada UMKM jual frozen food homemade.
Target marketnya siapa? Semua orang? Salah besar.

Dia coba jual ke emak-emak komplek, bapak-bapak kos, anak muda, semua disikat.
Akhirnya brandingnya gak jelas, packagingnya nanggung, dan... harganya harus diturunin terus buat bisa bersaing.

Coba kalau dia spesifikin:

Target market = Ibu muda pekerja yang sibuk dan butuh makanan praktis tapi sehat untuk anak-anak.

Dari situ, strateginya bisa berubah:

  • Kemasan lebih rapi & higienis
  • Pesan marketing: “Bantuin working mom bisa tetap jadi pahlawan di dapur”
  • Harga Rp30.000 dianggap worth it, karena sesuai value dan relate bisa menyelesaikan masalahnya dia

Lihat bedanya?

Harga yang sama bisa terasa mahal buat satu orang, dan terasa murah buat orang lain—tergantung siapa yang kamu sasar.


---

Ingat: Murah di Mata Target Market, Bukan Murah di Mata Semua Orang.


Kita bukan jualan ke semua orang.
Kita jualan ke orang yang butuh dan ngerti value-nya.

Daripada jual Rp10.000 ke pasar umum dan capek bersaing,

lebih baik jual Rp30.000 ke segmen khusus dan mereka senang karena masalahnya terpecahkan.

Murah itu relatif.
Yang penting bukan jadi yang paling murah, tapi jadi yang paling cocok buat target marketmu.


---

Satu Peluru, Satu Target


Bisnis pemula itu bukan soal banyak-banyakan produk, tapi soal seberapa akurat kamu kenal pelangganmu.

Kalau kamu masih bilang “produk saya cocok buat semua kalangan”…
Fix, kamu belum kenal siapa yang kamu layani.

Fokus itu bukan bikin kamu sempit.
Fokus itu bikin kamu kuat.


---

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bangun! Kamu itu Kebanyakan Alasan Part 1

Ringkasan Bab 1: Permission Marketing Seth Godin dan Matinya Iklan yang Mengganggu