Pikiran dan Amburadulisme
Ketika aku mulai 'keluar', mulai deh keingintahuanku bereksperimen dengan tak terkontrol. Semua artikel, buku, dan apapun yang bisa menjadi referensipun kulahap dengan nikmatnya. "Rupanya memamng dunia ini sebatas persepsiku" itulah kata yang terbersit di pikiranku. Berarti aku haru mempersepsikannya dengan benar, setidaknya mendekati benar, ya, benar menurutku, belum tentu menurut Anda-Anda sekalian.
Perjalanan itu sudah kumulai bahkan sejak aku duduk di bangku SMP, entah hobi ku baca buku itu tertular dari ayahku yang hebat itu. Banyak koleksi bukunya yang kuhabiskan, banyak bahasan-bahasan yang sebenarnya terlalu berat buat anak SMP yang mulai iseng-iseng kubaca. Politik, ekonomi, syariah, tauhid, dsb mulai aku baca dan sering kutanyakan kepada ayahku. Mungkin karena beliau terlalu cepat meninggalkan dunia ini, beliau seperti sadar, masuk dalam kesadaran semesta, dan mulai meninggalkan jejak-jejaknya di pikiranku di usiaku yang sangat muda, sebelum beliau pergi untuk selamanya. (ini persepsiku, hehe)
Nah, kita sambung catatan amburadul ini. Aaah, betapa nikmatnya melihat segudang buku. Walau sebenarnya, aku punya kebiasaan, setelah begitu banyak buku yang kupunya, buku yang habis kubaca sampai tamat mungkin baru sekitar 20 %nya. Sampai hari ini hal itu masih terjadi.
Oya, mengenai pertanyaan filosofis tadi, sekedar tips sobat. Terkadang kita ngerasa jauh, hampa, hidup ini kosong, dan sunyi, sebaiknya mulai lah masuk ke dalam diri. Tanyakan pertanyaan powerful ini :
" Sebenarnya untuk apa aku HIDUP di DUNIA ini?? "
Tanyakan berulang-ulang. Aku yakin, hatimu tergetar, seberapa sadarkah kau tentang fungsimu di dunia ini?? Proses apakah sebenarnya yang kau alami di DUNIA INI??
TANYAKAN SEGERA...
Mari Berproses sama-sama.....
memang manusia sering terbawa suasana hiruk pikuk dunia....
BalasHapusuntuk itu, referensi terbaik adalah alquran...
sering-seringlah buka tafsir alquran, pasti anda akan menemukan jawaban real dari semua pertanyaan itu...